Pilih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

IPA

the Unknown On 7:07 PM

DOSIS PUPUK DOLOMIT DAN SP-36
TERHADAP JUMLAH BINTIL AKAR DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH



Image Hosting



Dipersembahkan Oleh :Rata Tengah
IFAN SADEWA
TEKER A
03




SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN HACKER
20--/20--



DOSIS PUPUK DOLOMIT DAN SP-36
TERHADAP JUMLAH BINTIL AKAR DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH


BAB I
Pendahuluan

Latar belakang masalah
Tanah Latosol merupakan tanah yang telah mengalami pelapukan yang intensif, bereaksi asam dan terjadi pencucian yang kuat terutama basabasa K, Ca dan Mg. Kendala lain untuk budidaya. pertanian adalah kekurangan unsur hara P akibat terjadinya fiksasi oleh mineral lempung kaolinit dan ion-ion Fe dan A1 akibat pH yang rendah.
Dolomit merupakan pupuk yang berasal dari endapan mineral sekunder yang banyak mengandung unsur Ca dan Mg dengan rumus kimia CaMg. (CO3)2. Pupuk dolomit di samping menambah Ca dan Mg dalam tanah juga memperbaiki keasaman tanah serta meningkatkan ketersediaan unsur yang lain misalnya M0 dan P.
Pupuk SP-36 merupakan pupuk P dalam bentuk super pospat yang mengandung 36% P2O5 yang di dalam tanah tidak segera tersedia dan sebagian
terfiksasi.
Unsur hara P. Ca, Mg dan hara yang lain. dipengaruhi oleh pemberian pupuk dolomit, musim, macam tanaman yang diusahakan dan jenis tanah Tanaman yang kekurangan Ca, Mg dan P. pertumbuhan dan hasilnya rendah. Kekurangan Ca akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, sedangkan apabila kekurangan Mg kerja enzim dalam cyclus asam sitrat yang penting untuk respirasi terhambat dan kekurangan P dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar dan pertumbuhan generatif Tanaman kacang tanah menduduki rangking pertama dari tanaman kacang-kacangan yang lain yang sangat peka terhadap kekurangan Ca, Mg dan P Dari dasar tersebut di atas maka perlu diteliti dosis pupuk dolomit dan SP-36 yang tepat.

Rumusan masalah
Bagaimana cara meningkatkan hasil panen kacang tanah, yang di tanam di tanah latosol.

Tujuan Penelitian
Agar dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan hasil panen kacang tanah, yang ditanam di tanah latosol.

Manfaat Penelitian
Supaya dapat meningkatkan hasil panen kacang tanah. Sehingga petani tidak mengalami gagal panen, di tanah latosol.


BAB II
Kajian Teori

1. Jenis dan Lokasi
Penelitian Penelitian ini merupakan percobaan
lapang yang dilaksanakan di Desa Sukosari,
Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar
dengan jenis tanah Latosol lahan kering. Percobaan
dimulai bulan September sampai dengan
Nopember 2000.
2. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah rancangan faktorial dengan pola dasar Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor yang diuji adalah dosis pupuk dolomit dan dosis pupuk SP-36. Faktor I: dosis pupuk dolomit yang terdiri dari 4 taraf D0 tanpa pupuk dolomit, D1 pupuk dolomit 100 kg/ha, D2 pupuk dolomit 200 kg/ha, D3 pupuk dolomite 300 kg/ha, Faktor II: dosis pupuk SP-36 terdiri atas 3 taraf. P1: pupuk SP-36 100 kg/ha, P2: pupuk SP-36 200 kg/ha, P3: pupuk SP-36 300 kg/ha. Dari dua faktor tersebut diperoleh 12 kombinasi perlakuan yang masing-masing kombinasi perlakuan diulang 3 kali.

3. hipopesa
HO : diberi / tidak diberi pupuk dolime & SP-36 mempengaruhi jumlah bintil akar & hasil tanaman kacang tanah di tanah latosol.
HI : diberi / tidak diberi pupuk dolime & SP-36 tidak mempengaruhi jumlah bintil akar & hasil tanaman kacang tanah di tanah latosol.


BAB III
Metode penelitian

1. Jenis Penelitian
- penelitian ini termasuk penelitian deskriptifqualitatif.
2. Populasi & Sample
- penelitian ini mempunyai populasi semua jenis kacang tanah.
- Sample dalam penelitian ini adalah 20 buah tanaman kacang tanah.


3. Variable Penelitian
a. variable bebas : cahaya matahari.
b. Variable terikat : pertumbuhan kacang tanah.
c. Variable control : jenis dan umur kacang tanah.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
- penelitian ini dilaksanakan di desa sukosari, kecamatan jumantono, kabupaten karanganyar, percobaan dimulai bulan September sampai dengan nopember tahun 2000.
5. Teknik Pengumpulan Data
- penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan kajian pustaka.

BAB IV
Pembahasan

A. Analisis sidik ragam
Jumlah bintil akar, berat brangkasan kering, jumlah polong isi berat polong basah, berat polong kering disajikan pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Hasil analisis sidik ragam


Keterangan:
vs: very signicant (berpengaruh sangat nyata)
s : significant (berpengaruh nyata)
ns: non significant (berpengaruh tidak nyata)
Hasil analisis di atas menunjukkan adanya pengaruh sangat nyata dari dosis dolomit terhadap semua parameter yang diamati, sedangkan pengaruh dosis pupuk P tidak berpengaruh nyata pada semua parameter kecuali berat polong kering dan pengaruh tidak nyata dari interaksi keduanya terhadap semua komponen yang diamati kecuali juga pada berat polong isi.
Pengaruh sangat nyata dari dosis pupuk dolomite pada semua parameter yang diamati dikarenakan pemberian dolomit dapat menambah unsure hara Ca dan Mg yang di dalam tanah Latosol sangat rendah sampai rendah serta dimungkinkan dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.
Pengaruh tidak berbeda nyata dari perlakuan pemberian SP-36 terhadap jumlah bintil akar, berat brangkasan kering, jumlah polong isi dan berat polong basah dikarenakan kelarutan SP-36 sangat lama terutama pada pengelolaan tanah secara kering dan kesemuanya faktor ini merupakan factor pertumbuhan serta lahan yang digunakan sudah sering dilakukan pemberian pupuk P, dan efek pupuk P lebih dari satu musim tanam, sedangkan terhadap berat polong kering pengaruh perlakuan pemberian SP-36 berbeda nyata dalam meningkatkannya, hal ini dikarenakan berat polong kering merupakan komponen hasil dimana unsur hara P lebih cenderung pengaruhnya terhadap komponen hasil.
Pengaruh interaksi dari perlakuan pemberian dolomit dan SP36 tidak berpengaruh nyata pada semua parameter kecuali berat polong kering. Hal ini dikarenakan pemberian dolomit memacu tersedianya unsur hara P, sehingga hanya dapat berat polong kering.


B. Hasil uji DMRT
Hasil analisis DMRT dan perlakuan dosis dolomit terhadap jumlah bintil akar, berat brangkasan kering, jumlah polong isi berat polong basah, berat polong kering disajikan pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Analisis DMRT dari perlakuan dosis dolomite terhadap jumlah bintil akar, berat brangkasan kering, jumlah polong isi, berat polong basah, berat polong kering.

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
menunjukkan beda tidak nyata.

Pemberian dolomit dapat menambah ketersediaan Ca dan Mg dalam tanah, dengan meningkatnya Ca dan Mg memacu turgol sel dan pembentukan khlorofil sehingga proses fotosintesis menjadi lebih meningkat, produk dari fotosintesis juga meningkat, hasil dan proses fotosintesis ini sebagian digunakan oleh bakteri bintil akar untuk pertumbuhannya, sehingga pemberian dolomit semakin banyak juga meningkatkan pembentukan jumlah bintil akar seperti dapat dilihat pada tabel 2 di atas. Pemberian dolomit di samping menambah unsure hara Ca dan Mg juga dapat meningkatkan ketersediaan hara-hara yang lain serta memperbaiki sifat fisik tanah, dengan semakin mengkatnya unsur hara dan sifat fisik maka peningkatan hasilpun tercapai
seperti terlihat pada tabel 2 yang tercermin pada berat brangkasan kering, jumlah polong isi berat polong basah, berat polong kering. Hasil analisis DMRT dari perlakuan dosis SP-36 terhadap berat polong kering disajikan
pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Analisis DMRT dari perlakuan dosis SP-36 terhadap berat polong kering.

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama menunjukkan beda tidak nyata

Unsur hara P berfungsi dalam proses pertumbuhan awal dan pertumbuhan akhir. Sifat karakteristik dari pupuk SP-36 sulit larut atau lama larut, sehingga pada pertumbuhan awal SP-36 belum dapat digunakan secara maksimal oleh tanaman, maka parameter pertumbuhan awal dan pertumbuhan menengah kurang terpengaruh pupuk SP-36, sedangkan pada pertumbuhan akhir secara nyata sangat terpengaruhi oleh pemberian SP-36 yang tercermin pada berat polong kering. Hasil analisis DMRT, interaksi antara perlakuan dosis dolomit dan pupuk SP-36 terhadap berat polong kering, disajikan pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Hasil analisis DMRT dari Interaksi antara dosis pupuk dolomit dan SP-36 terhadap berat kering polong

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan beda tidak nyata.

Pemberian pupuk SP-36 dalam tanah dan pemberian pupuk dolomit mempunyai sifat yang berbeda-beda. Penyediaan P yang didapatkan dari SP-36 sangat lambat, sedangkan penyediaan unsure hara Ca dan Mg yang berasal dari pupuk dolomite relatif cepat tersedia sehingga bisa terjadi interaksi hanya pada taraf pertumbuhan akhir atau pada pertumbuhan generatif dan pada hasil akhir tanaman yang terlihat dalam penelitian ini pada parameter berat polong kering. Di samping itu, dimungkinkan karena kation Ca dan Mg dolomit dapat meningkatkan penyerapan ion phosphat dan sebaliknya ion phosphat dari SP-36 dapat memacu penyerapan ion Ca dan Mg.












BAB V
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
1. Pemberian pupuk dolomit meningkatkan jumlah bintil akar dan hasil kacang tanah yang terlihat pada parameter jumlah bintil akar, berat brangkasan kering, jumlah polong isi, berat polong basah, berat polong kering.
2. Pemberian pupuk SP-36 meningkatkan hasil kacang tanah yang terlihat pada berat polong kering, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah bintil akar, berat brangkasan kering, jumlah polong isi, dan berat polong basah.
3. Terjadi interaksi antara pemberian pupuk Dolomit dan pupuk SP-36 dalam peningkatan berat polong kering, tetapi tidak berinteraksi dalam jumlah bintil akar, berat brangkasan kering, jumlah polong isi dan berat polong basah.

B. Saran










DAFTAR PUSTAKA

http://www.pustakaifan.blogspot.com

0 Response to "IPA"

Post a Comment

Popular Posts

free counters

ifan_sadewa

Status YM
Follow Ifan_Ragil on Twitter