Pilih Bahasa

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Salah satu inovasi teknologi seluler di tingkat lokal yang menarik ditilik jelang akhir tahun ini adalah pengembangan layanan Esia Messenger oleh Bakrie Telecom.

Ini merupakan aplikasi yang didesain untuk chatting antarpengguna Esia. Meski belum ada operator telekomunikasi yang memiliki layanan sejenis, BlackBerry sejak awal sudah menyediakan aplikasi semacam itu. Apakah Esia Messenger mencoba meniru kesuksesan BlackBerry Messenger?

Memang sekilas ada kesamaan meski secara prinsip berbeda. Kalau BlackBerry menggunakan PIN yang identik dengan perangkat keras sebagai identitas pengguna, Esia Messenger menggunakan nomor telepon Esia sebagai PIN. Aplikasi ini tidak hanya dapat dipakai pelanggan Esia untuk melakukan chatting real time tapi juga saling berkirim foto.

Saat ini, aplikasi dan layanan ini memang hanya tersedia pada Hape Esia Online, ponsel bundling terbaru yang dilengkapi aplikasi penuh sejumlah layanan jejaring sosial. Namun, ke depannya Bakrie Telecom berencana memperluas agar aktivitas bertukar pesan antar teman ini bisa dilakukan dengan semua Hape Esia.

Sebelum diluncurkan di Indonesia, layanan tersebut sudah diperkenalkan dalam ajang internasional CDMA Summit 2009 yang berlangsung di Hong Kong, 7-9 Desember 2009 bersama dengan Hape Esia Online. Menurut Erik Meijer, Wakil Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk. pengembangan Hape Esia Online merupakan inovasi yang pertama di dunia.

Ia mengatakan sambutan dunia internasional ternyata sangat antusias karena mereka melihat messaging phone tersebut sangatlah cocok untuk diperkenalkan di negara-negara yang pasarnya sedang tumbuh. Menurutnya, banyak operator luar negeri telah menanyakan hape ini kepada Bakrie Telecom sebagai penciptanya karena ingin meluncurkannya pula di negaranya.

Kartu Kredit Akan Gunakan Chip

the Unknown On 9:02 PM 0 komentar


Bank Indonesia mengumumkan, mulai bulan depan tak ada lagi istilah penggesekan kartu kredit. Pasalnya, semua kartu kredit tak lagi menggunakan teknologi magnetic stripe atau strip magnetik.

"Semua akan berteknologi chip," kata Aribowo, Selasa (22/12/2009) di kantornya, Gedung BI.

Teknologi chip ini, kata Aribowo, membuat kebiasaan lama menggesek kartu kredit akan hilang. Sebab, dengan teknologi chip, kartu kredit harus dimasukkan sedemikian rupa pada mesin khusus pembaca identitas chip bernama electronic data capture (EDC).

Menurut Aribowo, salah satu tujuan penerapan kartu kredit berteknologi chip adalah mencegah perusakan dan pemalsuan kartu alias fraud. "Teknologi ini bisa mengurangi terjadinya fraud transaksi pada kartu kredit," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Muhammad Helmi berpendapat, masyarakat akan menyambut gembira inovasi ini. "Pada akhirnya nanti, tidak ada lagi fraud transaksi kartu kredit," katanya.

Namun, Helmi menambahkan, fraud aplikasi masih akan menjadi pekerjaan rumah BI dan penerbit kartu kredit. Salah satu penyebabnya adalah pemalsuan identitas. "Solusinya adalah penguatan pada database dan peningkatan sistem di mana KTP tak lagi bisa dipalsukan atau kepemilikan lebih dari satu KTP," imbuh Helmi.

Popular Posts

free counters

ifan_sadewa

Status YM
Follow Ifan_Ragil on Twitter